Hari ini akhirnya SIM A saya sudah jadi 😀 . Setelah melalui proses yang panjang terbit sudah SIM A saya. Oh iya maaf kalau saya terlampau kampungan menyampaikannya namun SIM A yang saya dapat melalui proses yang berkelok-kelok.
Oke sebelum saya akui memang diumur saya yang sudah diatas kepala 3 seharusnya sudah mempunyai SIM A; namun sebelum punya SIM A saya sendiri sebenarnya sudah dapat mengemudi kendaraan roda 4 karena ditempat dulu saya bekerja ada kendaraan yang memang bisa dipakai untuk transportasi barang; saya kadang memakai kendaraan tersebut jikalau yang lain terlalu sibuk bertugas sehingga saya membantu pekerjaan mengantar barang dari point to point (masih dalam kawasan pabrik). Atasan saya waktu itu menyarankan membuat SIM saja, namun saya menolak toh saya juga pemakai roda 4 waktu itu dan pekerjaan menyetir hanya dikawasan pabrik saja.
Ujian Teori dan Praktek SIM A
2 bulan lalu saya mengajukan SIM A, dan syarat yang diajukan cukup mudah; Foto kopi KTP, Stopmap Biru dan Surat Kesehatan. Hmmm oke saya lulus tes kesehatan dan waktunya Tes Teori dan Praktek. Nah pada ujian teori saya lulus dan ujian Praktek gagal ughhhhh…. nyesek rasanya; Kegagalan saya adalah pada ujian Praktek mungkin dikarenakan saya kurang mahir (maklum saya tidak sering nyetir), ditikungan lika-liku saya gagal;
Beberapa hari kemudian saya mencoba lagi ketemu dengan pak polisi yang sama he he; dia tanya “gimana sudah mahir?”; saya menjawab “insyallah sudah pak”. Kemudian saya mencobanya lagi dan ditikungan yang berliku yang sebelumnya saya gagal saya berhasil namun gagal ditest mengemudi belokan angka 8…. gagal maning.. Namun pak Polisi memberi saya kesempatan berkali-kali lagi untuk mengulangi belokan diangka 8 sambil memberikan instruksi mengemudi (pak polisinya baik sekali… ). Dan akhirnya saya lulus Ujian Praktek;
Setelah Ujian tersebut saya menuju ke Polres kembali (tempat Praktek terpisah dengan Polres) dan disuruh menunggu untuk pengambilan foto SIM A, saat saya dipanggil saya diminta untu memberikan sidik jari Jempol kiri dan Jempol kanan serta tanda tangan digital. Selang 15 menit SIM A saya sudah jadi 😀 .
Menyogok dan Lewat Calo
Awal ketika saya memasuki polres untuk membuat SIM A, saya sendiri sempat kepikiran untuk menyogok dan memakai calo; ada banyak sekali calo diluar polres yang menawarkan jasanya dalam pembuatan SIM A secara cepat; namun saya waktu itu tidak memakainya karena didalam polres ada tulisan untuk tidak memakai Calo. Sehingga saya sendiri melakukan prosedur yang sesuai. Kegagalan saya di ujian pertama membuat saya sempat ingin memakai calo saja, toh saya juga sudah mampu menyetir; namun sempat terpikirkan oleh saya, ini adalah sebuah test kenapa saya musti curang? kalau saya gagal kemungkinan memang saya belum layak untuk mendapatkannya.
Setelah kegagalan saya ini kemudian saya menuju kesebuah LPK untuk latihan, di LPK ini saya diajarkan mengemudi yang baik serta diajarkan mengemudi pada medan berliku-liku. Hasilnya lumayan dapat nilai bagus dan LPK juga menawarkan bantuan menguruskan SIM A tanpa Ujian Praktek!!!! whattt? apa bisa? kata dia sih bisa karena rata-rata yang belajar di LPK tersebut (rata-rata adalah ibu-ibu) hanyalah formalitas dan semua diurus dan tinggal foto. Tapi saya sendiri tidak memakai jasa LPK tersebut untuk mengurus SIM saya, toh sebenarnya saya juga sudah separuh jalan; sekaligus juga ingin menjajal kemampuan saya mengemudi roda empat . dan alhamdulilah lulus.
Biaya yang dieluarkan membuat SIM A?
Jika dihitung biaya yang saya keluarkan untuk pembuatan SIM A sebenarnya cukup murah, sekitar 150ribu saja, namun biaya ini membengkak karena saya juga harus bayar biaya surat kesehatan yang biayanya sekitar 40ribu. Dan ada biaya makan siang he he, kalau ini saya ikhlas traktir pak polisi yang sabar nemanin saya ujian dipanas terik sampai ber jam-jam; selesai ujian kami langsung sholat bareng dan makan siang bareng (di dekat tempat ujian ada warung) bersama dengan peserta yang lain. Menurut LPK tempat saya berlatih biaya yang biasanya dikeluarkan pada calo sekitar 450 – 500ribu. Anda tinggal menunggu dipanggil dan foto langsung jadi . Dan jangan tanya berapa biaya yang saya keluarkan, yang jelas secara total biayanya malah lebih mahal daripada pakai calo (biaya pembuatan SIM dan kursus dll) tapi saya cukup puas…..
Suka atau tidak, selalu saja ada cara cepat untuk memperoleh SIM, SIM adalah Surat Ijin Mengemudi atau kelayakan mengemudi sebuah kendaraan; untuk dianggap layak mendapatkannya maka anda harus lolos pada semua tahapan Test. Saya sendiri memutuskan tidak memakai calo karena saya sendiri ingin lulus test dengan benar karena kelak ketika saya mengemudi itu berarti saya memang benar-benar layak dan bukan hanya menjamin rasa keselamatan diri saya sendiri, melainkan juga anak dan istri saya dalam kendaraan tersebut ; atau bisa jadi juga keselamatan para pengguna jalan lain.
Catatan :
Bagi yang ingin buat SIM, kalau ujian praktek pokoknya ya ujian saja, gak usah tanya ada cara lain untuk lolos ujian nggak; karena jikalau anda demikian andalah yang membuka peluang untu nyogok. Sekedar Info ada seorang ibu-ibu gagal 4 kali dalam ujian nyetir dan baru berhasil di ujian ke-5 bersama saya. Alasan kenapa dia ingin ikut ujian yang sesungguhnya karena pekerjaannya (menggantikan pekerjaan suaminya yang sudah meninggal) adalah antar jemput anak-anak sekolah SD; ada puluhan orang tua yang tiap pagi mempercayakan anak-anak ini ditangannya, dan dia tidak berani mempertaruhkan resiko lulus test melalui calo.
Komentar Terbaru