Kerjaan tambah membuat saya lumayan kewalahan mengatur waktu. Celakanya, bahkan ditengah-tengah kewajiban shalat 5 waktu ada saat dimana saya nge-blank, harusnya fokus ke yang satu tapi pikiran melayang tak menentu untuk menyelesaikan urusan dunia yang tertunda.

Arrrghhhhh…..

Memang bener kata Pak Ustad, ngurusin dunia gak akan pernah ada selesainya.

“Lha kalau ngurusin urusan dunia terus, untuk akheratmu kapan?”.

Kalau dipikir-pikir bener juga. Bahkan masa kecil saya pernah diajarkan untuk menggantungkan cita-cita kita setinggi langit. Dengan harapan bila cita-cita tinggi, maka kita akan bekerja keras untuk menggapainya, Kerja keras adalah kunci sukses, begitu kira-kira yang sering saya dengar.

Bener sih, tapi kadang saya mikir kapan kesampaiannya? alih alih bisa kesampaian, sampai ujung hayat malah gak pernah sampai-sampai dan tiba tiba saja kita sadar bahwa helaian uban dan kerutan lambat laun akan terus bermunculan.

Sumber KlikBMI

Ada salah seorang teman, yang saya ikuti jejaknya beberapa tahun lalu. Dia memilih untuk meninggalkan pekerjaan kantor dan memilih pada suatu pekerjaan yang tidak membuatnya harus menanggalkan kewajibannya secara tepat waktu agar dapat berjamaah di Masjid.

Eh bisa? iya bisa 😀 .

Dia pernah bilang, coba perbaiki solatmu maka Allah akan perbaiki hidupmu. Seperti halnya dalam untaian adzan, ada panggilan “Hayya Alash Shalah dan Hayya Alal Falah”, artinya kurang lebih kita itu dipanggil untuk diajak ibadah terlebih dahulu baru kemudian bertebaran dimuka bumi untuk mencari karunia kebahagian dunia setelahnya”.

Bukan perkara mudah, apalagi kl kita pekerja kantoran. Iya bener nggak mudah, tapi possible!. Sudah banyak tempat kerja yang menerapkan iklim kerja yang demikian. Namun sepanjang pengetahuan saya, yang paling fleksibel memang adalah Pekerja Kreatif Remote-Worker atau Freelancer. Pekerjaan ini adalah pekerjaan yang paling mudah untuk tetap menjalankan syariat diatas karena kita bebas untuk memilih waktu kerja yang menyesuaikan, bukan syariat yang disesuaikan dengan pekerjaan 😛 .

Nah dengan demikian, paling tidak untuk urusan wajib paling basic sebagai laki-laki sudah terpenuhi. The next level-nya adalah khusyuk, kalau pekerjaan tambah banyak tambah rumit, banyak setan yang meniupkan kerumitan pekerjaan ditengah tengah salat fardhu , bahkan si setaaaaaan ini menempatkan problem solving urusan kerjaan setelah kita mengucapkan takbiratul ikhram, ada yang pernah ngalami? he he….

Ditengah hiruk pikuk pekerjaan yang gak rampung-rampung, belajar nyoba menerapkan kata cukup. Kl sudah cukup ya sudah. Kalau ternyata dapat lebih yang dibagi, punya kelebihan waktu ya dibagi buat ngumpul bareng temen, punya kelebihan pekerjaan ya digarap bareng-bareng dan alhamdulillah ada rekan kerja sehingga lebih ada waktu untuk mengurusi selain urusan dunia saja, pikiran juga lebih tenang untuk memperbaiki urusan akhirat yang kadang terseok-seok.

Semoga dimudahkan.