Saya memang suka kerja based on US remote hours, saya lakukan itu bertahun tahun.
Menggeser jam biologis (ritme sirkardian) membutuhkan effort besar, hampir menghilangkan kebiasaan orang normal, mulai dari menggeser jam makan dan jam tidur.
Kalau pernah ikut seminar freelancer atau kelasnya, kamu akan mendapati beberapa dari mereka memberikan tips Ngebid/ngirim proposal tuh antara jam 1-3 malem WIB (ini Jam break Kerja ), nah itu bisa saya benarkan karena saya juga melakukannya. Probabilitas proposal dilihat dan di-reply memang cukup besar.
Tapi yang tidak pernah mereka ceritakan adalah , ada jam lain yang juga penting antara jam 07.00-09.00 pagi & jam 05.00-07.00 malem (waktu US sono, bisa beda tergantung DST)
Lhoh kok aneh?
Pada pagi hari biasanya mereka tuh punya kebiasaan cek email secara cepat, nah saat itu ketika emailmu masuk dia akan klik notifnya dan menuju ke portal bid/offer.
Saya biasanya pakai waktu ini short discuss, atau me-review cepat kerjaan dan membuat appointment meeting di-hari yang sama pada waktu sore(waktu US) jika butuh diskusi panjang.
Ini sudah saya buktikan dengan jumlah repeat order yang meningkat sampai ribuan (postingan sebelumnya) π.
Tapi daripada ribet ngikutin Jam tersebut, saya ganti Jam biologis ke US aja, jadi kalau malam begadang dan abis subuh tidur lagi.
Bangun saat kumandang Dhuhur yang secara otomatis LUPA kl harus MANDI PAGI, SKIP SARAPAN yang akhirnya kita rangkep ma makan siang π.
Nah ini uniknya. Karena keseringan, biasanya cowok tuh kalo dah kerja suka lupa, karena seringnya bangun siang, ya udah mandinya juga rangkep dah π, sekalian mandi sore, Ini berjalan beberapa tahun.
Tapi setelah menikah, dipaksa untuk balik ke jam biologis awal. Penyesuaian-nya ternyata sulit π
Bayangin…….., Saat saya tidur, istri terjaga. dan sebaliknya, duh π
Tidak satu kali atau 2x saya lupa melewatkan sarapan buatannya, lupa nganter dia ke pasar dll, waktu tidur yang berseberangan, membuat friksi kecil yang makin membesar, kekesalan yang bertumpuk.
Wah bahayaβ¦..
Fase ini sebenarnya adalah fase krusial, karena ada 2 orang kawan (salah satunya Tim kerja di cerita sebelumnya) gagal pernikahannya & hanya tahan 1 tahun saja bekerja di jam US.
Untungnya istri saya yang ngalah, ikutin pola jam terbalik yang sekalian kita manfaatin buat sering puasa. π
Saat saya kerja di meja kerja, dia juga kerja nyetrika, nyuci dimalam hari, gak jarang nonton drakor/film disamping atau baca buku resep makanan sampai subuh π.
Namun ini juga tak berlangsung lama, akhirnya saya ngalah setelah bermunculan para anggota keluarga baru π. Saya paham bahwa hidup seperti ini bukanlah contoh yang bagus untuk anak usia dini.
Saya ubah strategi freelancer-nya dengan mulai mengandeng freelancer lain mulai dari split-timer, split-remote sampai dengan working together as a team dengan mereka.
Komentar Terbaru