Saya adalah Programmer Bahagia. Hampir setiap hari saya menghabiskan waktu kerja sebagai seorang Freelancer di Ruang Kerja berukuran 5x4m2 sendirian dengan peralalatan seadanya. Kerjaan saya sebagai Tukang Remote, melakukan segalanya dengan Remote, mengendalikan pekerjaan dari jarak jauh mulai dari controlling sampai pada delivering. Semuanya serba Digital begitu mudah dilakukan hanya dengan bantuan Laptop atau PC dan kalau sudah begitu biasanya sampai lupa segalanya πŸ˜€ .

Beginilah nasib Generasi Tanpa Kantor, kerja kadang ya cuman pake Kolor. Kadang sempat terbesit pengen kerja kantoran lagi, rasanya ingin pakai dasi dan pakai minyak wangi πŸ˜€ . Tapi apa daya ini semua sudah pilihan, dan saya sepertinya sangat menikmati pekerjaan saya yang sekarang, jauh dari kebisingan. Kalaupun Bising, hanya kebisingan yang ditimbulkan oleh 2 speaker di Laptop saya atau…. suara bising anak perempuan saya πŸ˜€ .

Anak saya yang paling kecil suka sekali bermain diruang kerja saya, kadang sambil naik meja bermain main dengan boneka kecilnya dan melompat-lompat dengan bahagia. Saking bahagianya tidak menyadari bahwa dibawah kakinya Laptop bapaknya meregang nyawa πŸ™ . Ini bukan yang pertama kalinya tapi berkali-kali . HP kacanya pecah, Tinta tumpah dan bapaknya sampai nangis darah harus berkali-kali mengganti peralatannya.

Setelah peralatan diganti kadang masih suka iseng nyari perhatian, begitu nggak diperhatikan eh peralatan lain bapaknya yang jadi pelampiasan. Disaat bapaknya lengah, tangannya mulai berulah dan ketika Bapaknya sudah mau mulai kerja, lhah dalah……….

kemana ya tombol X nya πŸ˜€ dan setelah dicari-cari nggak ketemu dia cuman ngejawab “tadi tombolnya jalan-jalan yahΒ  masuk ke keranjang sampah….”Β  hadeeeh….. πŸ˜€

Marah? iya dikit… tapi tetap saja menyenangkan, saya kadang ketawa kalau ingat ulahnya, untungnya Tuhan selalu mendengar jawaban atas tangisan saya dengan cara membisikkan ke Telinga si Boss untuk mengucurkan Bonus segera πŸ˜›

Selain sebagai tempat kerja, tempat ini juga merupakan sarang anak-anak saya untuk tiduran πŸ™ . Kadang dikala mereka capek untuk bermain, mereka mengambil bantal dan selimut taruh dibawah meja dan tidur dibawahnya πŸ˜› . Mau dilarang gimana gitu rasanya, ya sudah saya biarkan saja siapa tahu besok gede jadi pengganti ayahnya menempati ruang kerja πŸ˜€ .

Sore itu saya menyuruh kedua putri saya untuk menuju ke Ruang Kerja dan meminta bantuan mereka untuk menempelkan gambar-gampar Walpaper yang sudah saya beli :D. Dan mereka menyukainya. Saya membiarkan mereka untuk mencopot stiker dan menempelkannya ditembok. Sesekali mereka mengeser-geser kursi mengambil posisi berharap mendapatkan koordinat yang presisi. Namun apa daya hasilnya tidak sesuai dengan rencana πŸ™ . Meskipun demikian gambarnya masih enak dipandang meski ada beberapa gambar yang posisinya nylempang πŸ˜€ .

Kebahagian saya itu kalau bersama dengan keluarga ditambah banyak uangnya πŸ˜€ ha ha ha .